Trik Menyusun Rencana Anggaran Biaya Renovasi Rumah

anggaran-biaya-renovasi-rumah

Anda berencana melakukan peremajaan alias renovasi rumah? Selain menentukan desain bangunan yang sesuai, salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan adalah biaya renovasi, terlebih setiap tahun ada banyak kenaikan dari segi biaya dan harga material. Oleh karena itu, melakukan rencana anggaran biaya renovasi rumah penting dilakukan supaya tidak boncos.

Komponen Rencana Anggaran Biaya Renovasi Rumah

Penghitungan secara rinci memang sangat dibutuhkan jika Anda ingin melakukan renovasi rumah. Supaya tidak terlalu kaget dengan besarnya biaya yang dibutuhkan, berikut sejumlah komponen biaya yang perlu menjadi pertimbangan.

1. Biaya tanah dan bangunan

Komponen biaya yang satu ini perlu masuk ke dalam rencana anggaran biaya, terutama jika Anda akan menambah luas bangunan maupun jika Anda memang belum memiliki tanah untuk membangun bagian tambahan pada rumah. Untuk penghitungannya, umumnya dilakukan dengan cara menghitung dari ukuran tanah dan biaya tanah per meternya.

Sebagai contoh, Anda membutuhkan tanah seluas 30 meter persegi dengan biaya tanah sekitar Rp1.500.000 per meter persegi. Dengan demikian, contoh rencana anggaran biaya renovasi rumah dari segi biaya tanah yang dibutuhkan adalah sekitar 30 x Rp1.500.000 = Rp45.000.000.

2. Biaya pekerja

Renovasi rumah juga perlu memikirkan biaya tenaga kerja yang diperlukan. Entah itu sistem borongan harian, borongan jasa, bahkan sistem borongan penuh. Sistem borongan harian umumnya dikenakan tarif sekitar 125-150 ribu per orang.

Sistem borongan jasa biasanya didasarkan pada perhitungan luas bangunan yang akan direnovasi. Sementara itu, biaya pekerja dengan sistem borongan penuh umumnya akan ditentukan oleh kontraktor dengan spesifikasi tersendiri.

Baca Juga: 7 Tips Renovasi Rumah Kecil agar Terlihat Luas

3. Biaya jasa dan material

Jangan lupa juga untuk menyiapkan biaya jasa di luar biaya material yang dibutuhkan. Misalnya jika ingin membuat rencana anggaran biaya renovasi atap rumah, maka beberapa komponen material seperti kayu, genteng, paku, dan lain sebagainya perlu diperhatikan. Belum lagi dengan tambahan biaya jasa seperti biaya ongkir dari toko bangunan ke rumah Anda.

4. Biaya lain-lain

Selain beberapa komponen biaya di atas, ada baiknya juga jika Anda juga menyiapkan biaya ekstra sebagai cadangan atau biaya darurat. Entah itu untuk mengganti material, penambahan, dan sebagainya. Biasanya, biaya lain-lain ini diestimasikan sekitar 10% dari total biaya yang dibutuhkan.

Contoh Penghitungan Rencana Anggaran Biaya Renovasi Rumah

Ambil contoh Anda ingin merenovasi rumah yang luasnya 50 m2 dengan menambah ruangan seluas 20 m2. Pengerjaan dilakukan menggunakan sistem borongan dengan tarif Rp1.000.000/m2. Diketahui juga jika harga tanah pada tempat tersebut adalah Rp1.500.000/m2 sehingga cara membuat rencana anggaran biaya renovasi rumah secara umum dapat dilakukan dengan rumus penghitungan

  • Total biaya = (Biaya borongan x Luas rumah) + (Harga tanah x Luas tanah)
  • Total biaya = (Rp1.000.000 x 50) + (Rp1.500.000 x 20) = Rp80.000.000

Tentunya, biaya di atas merupakan salah satu contoh penghitungan yang bisa digunakan secara umum. Anda juga dapat menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan dengan menyesuaikan jenis jasa yang digunakan beserta harga tiap material yang akan digunakan.

Supaya lebih hemat, menggunakan jasa borongan dari situs Suwun.co.id bisa menjadi sebuah solusi. Anda hanya perlu mengakses website atau aplikasi Suwun, kemudian pilih jasa yang Anda butuhkan saat ini. Dengan kualitas terbaik dan harga yang sesuai rencana anggaran biaya renovasi rumah, tentu Anda dapat merenovasi rumah sesuai impian.

Artikel yang Direkomendasikan